WONDER WOMAN
Kemiskinan
merupakan momok permasalahan di Indonesia yang takkan ada habisnya bila dikupas.
Seperti yang terjadi di Dusun Dasun Desa Joho, Semen, Kediri, Jawa Timur.
Sebuah desa asri yang terletak 40 km dari kota Kediri ini memiliki segudang
cerita liku-liku kehidupan. Dibalik segarnya aroma pegunungan, tersimpan
pahitnya kehidupan, dimana perekonomian masyarakat setempat mengalami
keterpurukan. Pendapatan masyarakat yang hanya mengandalkan lahan yang tak
cukup luas atau peternakan dengan sedikit hewan ternak tentu tidak mencukupi
kehidupan sehari-hari. Hal ini sangat mempersulit perekonomian masyarakat
setempat.
Kini perempuan-perempuan desa yang
terletak dipunggung gunung Wilis ini tergerak hatinya untuk berjuang membangun
perekonomian yang kurang baik dengan mengorganisir melalui wadah yang disebut paguyupan.
Inisiatif ini berasal dari antarkelompok yang sepakat untuk bersatu yang saling
mengisi dan mendukung satu sama lain, dengan tujuan mendorong semangat ibu-ibu
agar tidak terbelenggu dalam keterpurukan serta terus maju dan berkembang. Nama
paguyupan ini ialah “Sido Rukun”, yang diketuai oleh Sulastri. Proses
pengajakkan ibu-ibu agar bergabung dalam paguyupan melalui beberapa cara
diantaranya: pendekatan, mengadakan kegiatan, diskusi, menyalurkan media
langsung ketika pengambilan sembako, jamaah tahlil, serta memberi wawasan
tentang tujuan diadakannya paguyupan. Pada awalnya anggota paguyupan hanya
beranggota 25 orang tapi sekarang anggota bertambah menjadi 40 orang.
Terbentuknya paguyupan tentu sangat memberikan manfaat bagi penduduk dalam pengaturan
perekonomian masyarakat Dasun, dalam paguyupan juga menyediakan koperasi simpan
pinjam yang dapat melayani tabungan maupun peminjaman dengan bunga ringan
sehingga tidak merugikan warga. Kegiatan ibu-ibu dalam peningkatan perekonomian
ialah membangun usaha kecil menengah yakni usaha kripik pisang dan usaha ternak
kambing. Pengolahan kripik pisang dikerjakan secara bersama-sama oleh ibu-ibu,
hal ini tentu dapat memupuk rasa kebersamaan antarwarga, sedangkan untuk usaha
ternak kambing menggunakan sistim bergilir, dimana setiap anggota paguyupan
pasti memperoleh giliran menggembala kambing. Untuk pencarian pakan hewan
ternak sangatlah tidak mempersulit warga, karena disekitar kampung sudah tersedia.
Usaha ternak ini dimulai sejak berdirinya paguyupan.
Selain itu, pelestarian agama tidak
boleh terlewatkan dalam paguyupan sido rukun. Kegiatan tersebut diselenggarakan
melewati TPA. Di dalam TPA anak-anak dapat belajar tentang keagamaan.
Dalam membangun sebuah usaha tentu
terdapat hambatan-hambatan terutama tentang respon masyarakat luar yang menolak
adanya kegiatan paguyupan, untuk menanggulangi hal tersebut ibu-ibu menambahkan
wawasan kepada para anggota tentang kebenaran, tujuan-tujuan paguyupan,
memotivasi agar terus maju.
Harapan diadakannya paguyupan sido
rukun ini ialah agar masyarakat dapat memiliki wawasan tambahan pendidikan,
pengalaman, perekonomian agar dapat
berkembang dan tidak mengalami kemunduran, serta pemberitahuan terhadap khalayak
ramai tentang adanya kedudukan organisasi serta kekuatan kebenaran dalam
semangat.
0 komentar:
Posting Komentar