Judul Buku : Namaku Hiroko
Pengarang : Nh. Dini
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 1986
Tebal buku : 247 halaman
Sinopsis:
Dalam novel ini, menceritakan
sebuah perjuangan hidup gadis jepang, yang bernama Hiroko. Ia adalah anak sulung dari petani miskin. Ibu kandung
Hiroko meninggal saat Hiroko berumur 4 tahun kemudian ayah Hiroko menikah lagi
dan ia memiliki dua adik laki-laki. Karena hidup dalam keterpurukan, hiroko
tidak lagi melanjutkan sekolahnya. Oleh karena itu, Hiroko mencoba mengadu nasib di kota padahal
Hiroko tidak mempunyai keterampilan apapun. Dengan pendidikan yang rendah satu-satunya pekerjaan
yang bisa ia jalani ialah menjadi seorang pembantu rumah tangga. Mulai dari
situlah kehidupan Hiroko mulai membaik. Di rumah majikannya Hiroko mendapat pengalaman baru, Hiroko
mengenal cinta, ia menyukai
adik majikannya yang bernama, Sanao. Dan rupanya Sanao pun begitu dia menyukai
Hiroko.
Akan tetapi keadaan dan perbedaan status yang menjadi penghambat hubungan mereka. Kemudian dia beralih bekerja pada sebuah toko besar di siang hari dan merangkap menjadi penari disebuah kabaret di Jepang pada malam hari. Gadis desa yang semula polos berubah menjadi seorang yang mementingkan penampilan dan semangat materialisme, itulah yang menjadi alasan hiroko bekerja di sana. Dari sini ia menjadi terkenal. Ia dibayar cukup mahal untuk setiap pertunjukan. Pergaulannya yang luas membuat wawasan pengetahuan Hiroko bertambah juga. Dalam suatu pertunjukan tarinya Hiroko berkenalan dengan Yoshida, seorang pengusaha kapal terkenal. Yoshida begitu tertarik pada Hiroko sehingga apapun kemauan Hiroko selalu dipenuhinya. Akan tetapi, hubungan mereka terhalang karena ternyata Yoshida adalah suami dari Natsuko sahabat sejatinya. Akhirnya, Yoshida hanya menjadikan Hiroko sebagai wanita simpanan saja. Hingga pada akhirnya hiroko memutuskan menikahinnya dan dengan menikahinnya kehidupan hiroko akan membaik dengan 2 anak dari Yoshida. Hiroko bisa menyekolahkan 2 adik tirinya dan membiayai kehidupan kedua orang tuanya didesa.
Akan tetapi keadaan dan perbedaan status yang menjadi penghambat hubungan mereka. Kemudian dia beralih bekerja pada sebuah toko besar di siang hari dan merangkap menjadi penari disebuah kabaret di Jepang pada malam hari. Gadis desa yang semula polos berubah menjadi seorang yang mementingkan penampilan dan semangat materialisme, itulah yang menjadi alasan hiroko bekerja di sana. Dari sini ia menjadi terkenal. Ia dibayar cukup mahal untuk setiap pertunjukan. Pergaulannya yang luas membuat wawasan pengetahuan Hiroko bertambah juga. Dalam suatu pertunjukan tarinya Hiroko berkenalan dengan Yoshida, seorang pengusaha kapal terkenal. Yoshida begitu tertarik pada Hiroko sehingga apapun kemauan Hiroko selalu dipenuhinya. Akan tetapi, hubungan mereka terhalang karena ternyata Yoshida adalah suami dari Natsuko sahabat sejatinya. Akhirnya, Yoshida hanya menjadikan Hiroko sebagai wanita simpanan saja. Hingga pada akhirnya hiroko memutuskan menikahinnya dan dengan menikahinnya kehidupan hiroko akan membaik dengan 2 anak dari Yoshida. Hiroko bisa menyekolahkan 2 adik tirinya dan membiayai kehidupan kedua orang tuanya didesa.
Kelebihan :
Novel ini termasuk
salah satu novel yang laris, bahasa yang digunakan mudah dipahami dan mudah
dicerna. Ceritanya cukup menarik dengan motivasi-motivasi perjuangan
mempertahankan kerasnya hidup. Dalam novel ini, kita dapat pula membandingkan
kebudayaan Jepang dengan di Indonesia sangatlah berbeda.
Kekurangan :
Dalam
novel ini, gaya bahasa terlalu serius.
Penokohan pria kurang bervariasi, Semua dikisahkan
sebagai lelaki hidung belang. Membaca buku ini memerlukan penghayatan serta
pemahaman agar dapat memahami nilai-nilai yang disampaikan penulis, karena
terdapat banyak sekali cerita/adegan yang tidak baik untuk konsumsi remaja
(cerita porno). Cerita kehidupan malam/kehidupan buruk terlalu dominan.
Himbauan :
Seharusnya
penokohan dan cerita sedikit bervariasi agar tidak terlalu monoton. Terlalu
banyak cerita yang seharusnya tidak menjadi konsumsi remaja dan menonjolkan kehidupan
malam yang buruk.
0 komentar:
Posting Komentar